Sejak kecil aku memiliki dua role model pertama Mama yang kedua Ayah. Sempat berfikir aku hidup adalah hanya tentang bagaimana untuk membahagiakan mereka tak ada ambisi lain. Naik kejenjang remaja pikiranku mulai berkembang, membaca buku dan mulai membaca terjemahan Al quran membuat ku menambah list role model ku, Nabi muhammad saw. Why? tak ada alasan yang perlu dijelaskan. Mungkin Background diwaktu kecil yang masih melekat sampai sekarang yang membuat semakin ku kagum dan menyanjungnya. Lanjut SMA My Role model nambah satu lagi Dahlan iskan. Cerdas, Kritis, idealis, jujur, kerja keras, sederhana adalah alasan nya. Lanjut kuliah nothing hahahaha.
Banyak dosen yang amazing, banyak temen yang berprestasi, senior yang keren, tapi Mungkin Aku hanya sekedar kagum. Just it. Belum nemu lagi yang memang bikin aku bilang “Semoga bisa seperti dia” hahahaha...
Tapi hari ini, aku menemukan satu lagi role model. Nambah lagi nih diusiaku yang uda 23 tahun ini. Satu orang yang tidak usah disebutkan namanya.
Berbohong adalah suatu sifat buruk yang tak kusukai. Selalu mencoba berkata bertingkah laku Jujur meskipun pahit, tapi tak apalah. Berbagi buat ku bahagia, pelit dan julid itu bukan genre hidupku. Sederhana, dan berpikir cerdas adalah cahaya buat ku. Berbicaralah yang positif karena aku paling ngga suka ngomong panjang lebar yang isinya gosipin orang. Mengapa? Mungkin ada sesi lain aku bercerita tentang topik itu. Kembali ke my last role model dia orangnya Cerdas, Kritis, kerja keras, sederhana dan satu lagi yang bikin aku speachless adalah masalah ikhlas.
Aku adalah tipe orang yang cuek, ngga peka, mandiri, idealis yang kadang ngga realistis dan anti manja manja club. But didepan my last role model (hingga detik ini) entah kenapa aku jadi kayak kerupuk yang uda jadi seblak. Berasa aku nih masi noob banget yah, masi kurang bekel ilmu, diskusi, debat apapun selalu kalah. Dan aku mengakui kalau aku kalah. Ilmu ku sering belom nyampe.
Cara berpikirnya tuh aku ngga nyampe... Awalnya aku belajar gimana cara menghargai waktu, Disiplin. Kedua aku belajar gimana hidup yang bener bener sederhana bukan yang hanya terlihat sederhana. Aku juga belajar gimana cara berpikir simple logis kritis ngga pake baper. Dan idealis yang realistis.
Yang paling kena dimoment ini adalah belajar ikhlas atas segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan kita. Entah orang mau ngomongin apa diluar, ketika diri ini uda ikhlas bawaannya tuh santai bangettttt meskipun sedang mendapat cobaan. “Ini tuh Cuma urusan dunia, Allah pasti kasi yang lebih baik” ketika semua orang sibuk dengan “musibah/cobaannya” tapi lebih baik memilih fokus tentang hikmah positif dibalik semua kejadian. Pembicaraan selalu mengarah kepada hal yang positif. Jujur apa adanya tak banyak basa basi, selalu cermat dalam rencana kedepan.
Entahlah kapan aku bisa seperti beliau. Yang mengamalkan hidup memang seperti ajaran islam. Sejauh ini aku hanya membaca, tau teori tapi kadang tak bisa melakukan dikehidupan nyata. Perkara ikhlas itu masyaAllah sulitnya. Dan Aku baru menemukan definisi IKHLAS yang sesunggahnya melalui beliau.
Terimakasih, Allah mengingatkanku kembali tentang definisi IKHLAS lewat beliau. Ketika Aku menuliskan kata “HASBIYALLAH – CUKUP ALLAH BAGIKU” di kamar sebagai pengingat, aku malu, sangat malu karena hanya bisa melihat nya saja belum bisa diri ini mengimani secara sempurna dalam hidup dan hari ini aku telah melihat betapa amazing nya kata kata itu melalaui beliau.
Komentar
Posting Komentar