Keberangkatan
Khant ke Prancis pun tiba, dia senang karena ia dapat pergi ke Prancis dimana
tokoh idolanya dulu pernah tinggal disana. Namun yang paling tak disangkanya bahwa
ternyata dosen Arif merupakan seorang guru besar UGM yang sukses dalam karir
pendidikannya di Prancis. Beliau
bercerita bahwa dirinya mengambil gelar S3 nya di Prancis dan berhasil mendapatkan gelar doktor serta
dipercaya untuk mengisi salah satu jam kuliah di Institute technology Zurich. “Zurich??
Apa benar yang kudengar barusan?? Beliau menyebutkan bahwa kami akan mengisi
jam kuliah mahasiswa di Institute technology Zurich ?????” sungguh rasanya
Khant ingin melakukan sujud syukur atas ke goal-an perdananya ini setelah ia menggiring bola berkeliling berputar-putar
lapangan.
Sebentar lagi Khant akan menginjakkan kaki bahkan
akan ikut mengisi kuliah di Institute technology Zurich bersama dosen terhebat
nya ini. Subhanaallah memang Allah telah menyiapkan hal yang tak teduga
untuknya.
**********
“Subhanallah,Alhamdulillah...ya
Allah..” Khant tak henti-hentinya mengucapkan tasbih dan syukurnya pada Allah ketika
untuk pertama kalinya ia melangkahkan kakinya menuju gerbang Institute technology
Zurich. Terkenang wajah ibu bapaknya yang telah mengantarkannya dengan bimbingan
dan doa hingga ia bisa mewujudkan cita-cita nya.
Dilihatnya
Patung ilmuan yang sangat Khant kenal, ia adalah peraih Penghargaan
Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek
fotoelektrik dan atas
pengabdiannya
pada Fisika Teoretis. Yah, Albert Eistein tampak sedang
termenung dalam raut wajah
patungnya.
**********
Tiba
saatnya Khant membantu Prof. Arif dalam menyampaikan materi tentang
perkembangan teori fisika modern yang dapat dilihat dari postulat-postulat yang
di kemukakan Einstein. Disana Prof.Arif juga membahas hasil skripsi Khant
didepan para mahasiswa itu, mereka memberikan applause atas hal-hal yang
diceritakan Prof.Arif tentang materi
yang Khant usung.
Kini
saatnya Khant menyampaikan isi dan pokok-pokok
teori yang ia teliti pada saaat skripsi. Khant jelaskan semua alasan dan dasar
mengapa ia menggunakan rumus dan perhitungan seperti itu, sedikit-sedikit ia
menambahkan beberapa lelucon kecil yang ia pelajari dari Chusel agar materi tak
terkesan kaku dan monoton.
Tugas kini
telah selesai sekarang waktunya utuk pergi kehotel sekedar bersiap-siap agar
besok dapat kembali ketanah air dengan kondsisi badan yang fit. Prof.Arif pun
sebelumnya telah menawarkan untuk mengajak Khant berjalan-jalan, namun ia
menolak tawaran itu. Khant lebih memilih untuk berkeliling universitas yang sangat
ia kagumi itu.
Khant
menyempatkan dirinya untuk masuk kedalam perustakaan yang dipenuhi akan
buku-buku tebal yang tesusun sangat rapi tanpa debu. Atapnya yang tinggi
mebentuk kubah nan gagah sehingga semua yang ada dalam naungannya terasa nyaman
dan tetap sejuk meski tak memakai pendingin ruangan. Buku-buku kuno,
parkamen-parkamen semuanya berjajar sangat rapi dan telah menjadi saksi bisu
dibalik kesuksesan dan kecerdasan yang dapat ditelurkan oleh para alumni di
universitas ini. Khant ingat betul siapa saja ilmuan jebolah ETH yang meraih
hadiah Nobel. Khant juga melihat sebagian buku-buku telah diperlakukan khusus
dengan ditaruhnya dilemari kedap udara agar tidak terjadi pelapukan.
Ketika
Khant puas berkeliling dan melepas kedahagaannya akan ETH, ia berniat pergi
untuk kembali ke hotel, namun salah satu profesor ETH yang tadi menyambutnya saat pertamakali tiba di
sini memberiakan isyarat agar dirinya mendekat dan menyuruh Khant untuk menghampirinya.
“La présentation était très
agréable et professeur sage m'a dit beaucoup était. également très intéressant
de discuter”prof” kata profesor itusambil menjabat tangan Khant.
=“Presentasimu tadi sangat bagus dan menarik profesor arif tadi juga bercerita banyak tentangmu. Tugas mu cukup menarik untuk dibahas “
“merci monsieur” Khant pun mengucapkan terimakasih atas pujian yang dilayangkan guru besar ETH ini padanya.Profesor itu tampaknya tak ingin terlalu berbasa-basi pada Khant, ia pun langsung pada pokok permasalahan yang akan ia sampaikan pada Khant.
“si vous voulez aller à l'école ici? Veillez à ce que vous êtes très intéressé par cette université ..”
=”Apakah kau tertarik untuk bersekolah disini ? kulihat kau sangat antusias dengan universitas ini...”
=“Presentasimu tadi sangat bagus dan menarik profesor arif tadi juga bercerita banyak tentangmu. Tugas mu cukup menarik untuk dibahas “
“merci monsieur” Khant pun mengucapkan terimakasih atas pujian yang dilayangkan guru besar ETH ini padanya.Profesor itu tampaknya tak ingin terlalu berbasa-basi pada Khant, ia pun langsung pada pokok permasalahan yang akan ia sampaikan pada Khant.
“si vous voulez aller à l'école ici? Veillez à ce que vous êtes très intéressé par cette université ..”
=”Apakah kau tertarik untuk bersekolah disini ? kulihat kau sangat antusias dengan universitas ini...”
“Oh, merci monsieur.... Je suis très heureux de l'offre père, ai-je
vraiment rêver d'être en mesure de s'asseoir comme un étudiant à l'institut,
mais le peloton, je ne peux pas décider cette importante question maintenant
parce que je devais obtenir l'approbation du professeur paquet ne apai?” jawab Khant dengan muka yang teramat senang.
=“Wah, terimakasih pak, saya sangat senang atas tawaran bapak, memang saya sangat bermimpi untuk bisa duduk sebagai mahasiswa di institute ini, tapi pak saya tak bisa memutuskan hal penting ini sekarang, karena saya harus meminta persetujuan dari dosen saya dulu, apakah tidak apa-apa pak?
=“Wah, terimakasih pak, saya sangat senang atas tawaran bapak, memang saya sangat bermimpi untuk bisa duduk sebagai mahasiswa di institute ini, tapi pak saya tak bisa memutuskan hal penting ini sekarang, karena saya harus meminta persetujuan dari dosen saya dulu, apakah tidak apa-apa pak?
“oh s'il vous plaît J'apprécie cette attitude, tout droit vous
serez attendu .. “ Profesor itu pun dapat memaklumi atas rasa hormat Khant pada
dosen nya itu.
=“Oh, silahkan saja, aku hargai sikapmu itu , baiklalah akan kutunggu jawabanmu nanti”
=“Oh, silahkan saja, aku hargai sikapmu itu , baiklalah akan kutunggu jawabanmu nanti”
“merci monsieur” Khant kembali
mengucapkan Terimakasih pada profesor tersebut.
************
Disaat
makan malam Khant ceritakan perihal tadi pada Prof.Arif. Beliau sangat senang
dan mendukung Khant seratus persen, beliau juga berjanji akan menanggung uang
makan Khant selama belajar disini, Karena menurut beliau beasiswa yang ada
disini dikhususkan untuk biaya akademis saja sedangkan masalah tempat tinggal
universitas ini sudah menyediakan asrama gratis untuk para siswanya. Sungguh
lega dan syukur yang terus Khant ucapkan, beribu terimaksih Khant ucapakan pada
Prof.Arif dan tentunya kepada Allah.
Ahirnya
tinggal orang tuamya yang belum Khant mintai persetujuan, diteleponnya nomor
tetangga di desa dan memninta tolong kepadanya untuk memanggilakn bapak ibu
nya, agar bisa berbicara dengan Khant. Ia ungakapkan semua hal yang terjadi
selama di Prancis dan tentang beasiswa yang ditawarkan kepadanya. Ibunya pun langsung
menangis tak kuat menahan haru ”Ku relakan engkau menggapai cita-cita yang
sempat kau kubur,,,meski hati ini berat aku dan bapak akan selalu memyertaimu
dengan do’a, restu kamipun hanya untukmu nak....!” Subhanallah Khant pun langsung
menangis dan iapun bersyukur atas karunianya.
*****
2 tahun
telah berlalu Khant kini telah lulus kuliah S2 nya di ETH dengan hasil yang tak
tanggung-tanggung, yah, dirinya berhasil mendapat nilai Kumlaud.
Berbagai
tawaran berdatangan kepadanya untuk menjadi dosen disana namun kerinduan
terhadap orangtuanya tak dapat menandingi segalanya. Ahirnya ia pun memutuskan
untuk pulang ke indonesia karena sudah tak sabar bertemu dengan kedua
orangtuanya.
Dikereta
menuju ke bandara Khant mendapatkan pesan instant dari teman lamanya Chusel. Yah
Chusel merupakan teman sekaligus orang yang sangat baik pada Khant.
“ Khant,selamtanya...kini kau telah mendapat semua impianmu,..kini aku
juga telah berhasil masuk kedalam bagian CERN sungguh itu suatu award terbesar
dalam sepanjang karirku...aku terpilih sebagi wakil dari Indonesia”
Dibalasnya
pesan singakat itu oleh Khant
“Wah,,,selamat juga untukmu apakah kau tak ada niat kembali keindonesia
untuk jangka waktu ini?”
Lalu
Chusel pun menjawab
“Untuk itu aku belum tau pasti,tapi
biasanya untuk tugas yang pertama seorang perwakilan negara ditugaskan di
negaranya sendiri selama kurang lebih 2 tahun, tapi aku belum tahu kapan itu
akan terjadi”
“Kalau begitu aku masih bisa menunggumu di Indonesia,,kalu begitu sampai
berjumpa nanti diindonesia” Kata Khant dalam pesannya.
“Oke,semoga saja...:)”
Balas Chusel.
***********
Tiba
kekampung halaman memang serasa nyaman dan tentram dihati apalagi saat Khant bertemu
dan melihat wajah kedua orang tuanya ia sanagt bahagia, diciuminya pipi ibu dan
ayah nya. Subhanallah semua kerinduannya pun kini telah terlunasi dengan
pertemuannya ini.
Ibunyapun
sangat bangga kepadanya. Namun sang ayah terlihat resah,”nak kini kau telah
memilik derajat yang tinggi akan seperti apakah kau setelah ini?”
Khant tau
apa yang dimaksudkan oleh ayahnya, ”alhamdulillah pak,,Khant sudah dipinang
oleh universitas Kant di UGM untuk menjadi dosen disana,,,,” Kata Khant
menjelaskan. ”ia, Khant bapak mengerti , tapi kini usiamu telah dewasa apakakah
kau tak memiliki seorang yang akan mendampingimu kelak?”
“insyaallah
Khant telah memilih seorang agdis yang baik pak.... jika sudah waktunya khant
akan ajak ia bicara dan jika ia beersedia menerima khant, Khant akan ajak ia
kesini,”.
“Alhadulillah.”
Timpal bapaknya.
*******
1 bulan
telah berlalu khant telah menjadi seorang dosen yang sangat cerdas dikampusnya.
Ia pun mendapat kabar dari papa Chusel bahwa Chusel akan melaksanakan tugasnya diindonesia
dan ia akan pulang besok lusa, tapi betapa kagetnya Khant ketika melihat Chusel
kini telah berada di depannya. “Asslamuailaikum... katanya kamu mau pulang lusa
kenapa uda nyampek duluan...??”Kata Khant spontan.
“hehehe....ia,
itu hanya untuk membohongi papaku aku ingin memberikan suprise kepada mereka.
Wah kau kini sudah tumbuh menjadi bapak dosen yang sangat berwibawa” Kata
Chusel menggoda.
“itu tak
ada apa-apanya denganmu yang telah masuk dalam lembaga penelitian elit di Jerman
itu. Hmm, Chusel bagaimana jika kita cari makan siang,,,, kebetulan aku lapar
sekali kau tidak keberatan kan?”pinta Khant.
“tentu
saja tidak” jawab Chusel.
Merekapun
sampai disalah satu warung yang biasanya mereka kunjungi dulu ketika masa-masa
SMA. Disela-sela mengenang masa lalu yang menyenangkan, Khant dengan nada gurau
menanyakan apakah kini Chusel sudah memiliki kekasih hati.
Namun muka cusel terlihat malu, ”aku masih
menjaga hatiku dengan pagar berlapis baja....tak mungkin ada pria yang sanggup
mencuri hatiku”sambutnya dengan nada ketus.
“Wah,,,benarkah
bagaimana jika persahabatan kita yang akan aku jadikan gembok pembuka pagar
berlapis baja itu, supaya aku bisa mencuri hatimu?” kata Khant sambil mengaduk
makanan pesanannya.
Mendengar
perkataan yang dilontarka oleh sahabatnya itu Chusel merasa malu, sekaligus
senang karena sebenarnya sejak dulu Chusel juga suka pada Khant karena kegighan
dan keteguhannya. ”Mengapa kau tak langsung bilang ke papaku saja?” kata Chusel
seolah-olah mengabaikan Khant.
Mendengar
jawaban Chusel, Khant langsung terperangah dan tersenyum pada Chusel ”Malam ini?”tanya Khant.
“siapa
takut..........”balas Chusel dengan senyum bahagia.
Komentar
Posting Komentar