Langsung ke konten utama

Menikah?


Mengapa hal ini selalu menjadi bahan yang sangat hangat diperbincangkan bahkan sejak diusia usia remaja.  Menikah adalah hal yang sangat sakral menurut ku. Bukan karena hanya sekedar suka sesaat. Bukan pula hanya karena gengsi. Menikah menurutku adalah sebuah langkah besar. Langkah besar yang benar benar harus memiliki bekal. Bekal? Iya, bekal Agama yang paling penting menurutku. Menikah adalah sebuah keputusan besar dua insan yang berbeda untuk menjadi satu. Keputusan dua keluarga yang memiliki perbedaan perbedaan pastinya. Keputusan untuk menjalani sampai ahir hayat menjemput. Keputusan untuk mengajaknya bersama sama melangkah ke jannahnya. Ini bukan perihal main main seperti kegiatan pacaran yang kalau uda bosan cari pengganti yang baru. Yang ketika uda merasa jengkel sedikit minta putus, ngga kebayang kan kalau rumah tangga yang tiap ada masalah selalu minta cerai. Naudzubillah.

Terlepas dari persiapan materi. Namun disini aku bukan menyinggung masalah kuantitas materi yang dimiliki dan menjadi bekal. Tapi planning kedepan yang telah dipersiapkan, keyakinan tentang dengan bersamanya rejeki pasti ada, dan dengan berikhtiar bersamanya rezeki terasa cukup. Hanya itu J. Ketika seorang lelaki dewasa meminta seorang wanita untuk dinikahi kepada bapaknya dan keluarganya, maka dia juga sudah bersedia dan siap untuk bertanggung jawab lahir dan batin atas wanita tersebut menggantikan peran bapak dan keluarganya saat ini.
Part of gentlement adalah bukan dia yang berbadan tegap besar dan berotot besar. Bukan pula dia yang kaya raya dan bertampang rupawan. Menurut ku dia yang gentlement adalah dia yang mampu menjadi imam yang baik dalam sebuah keluarga. Seorang laki laki yang bertanggung jawab dunia ahirat terhadap keluarganya. Menjalankan peran sebagai suami, sahabat, tauladan dan pelindung bagi istrinya.  Menjalankan peran ayah, guru, pembimbing, teman dan naungan bagi anak anaknya.
Dear teman teman yang cantik. Menjadi seorang istri adalah ibadah yang menyenangkan, melelahkan, menguras emosi perasaan dan kesabaran serta memiliki banyak sekali pahala dan keutamaan. Posisimu kini tak lagi sama seperti ketika kamu masi single dear. Ada sosok yang harus kamu lebih utamakan dari pada orangtua mu. Dia adalah suamimu. Ridho-NYA sekarang berada ditangan ridho suamimu. Ketika menjadi Ibu engkau akan merasakana kesenangan yang luar biasa. Namun juga sakit yang luar biasa saat melahirkan. Engkau yang selalu ada untuk buah hatimu, engkau yang harus selalu ada untuk suamimu. Belum lagi pekerjaan rumah yang harus kau kerjakan juga. Sabay ya dear.. ada surga yang menantimu. Ingatlah bahwa madrasah pertama seorang anak adalah ibunya. Maka engkaulah yang bertugas melukis kertas putih buah hatimu. Ditangan mulah masa depan anakmu akan terbentuk. Betapa istimenya engkau hingga banyak sekali ayat ayat dan hadist yang selalu menceritakan kemuliaan tugas dan peran mu. MasyaAllah, ladang pahala terbentang luas dihadapanmu. Tinggal bagaimana engkau mengeksekusi dalam kehidupan nyata ini.

Apakah semua pikiran pikiran itu sudah terselip ketika mendiskusikan pernikahan yang sangat asik dan tak berujung? Sudah siap kah kita? Bismillah semoga Allah berikan kesiapan lahir batin kepada kita ketika akan melaksanakan ibadah yang paling lama dan paling berpahala hingga setengah agamapun telah tersempurnakan. Amiin.

Pengikat terkuat sepasang suami istri adalah agama. Semakin dekat hubungan keduanya dengan Tuhan maka semakin erat juga hubungan mereka berdua.

Masalah Rumah. Baiklah, menurutku seorang yang telah memutuskan menikah lebih baik tinggal terpisah dengan orang tuanya, entah dengan mengontrak rumah atau membeli atau menyicil. Meskpiun sederhana, tak usah yang terlalu mengada ada, karena Ini adalah sebuah proses awal pendewasaan diri dengan habit baru, role baru yang tak seharusnya ada ikut campur orang lain meskipun orang tua ataupun keluarga. Kini role rumah tangga hanya bisa dimengerti dan dibuat oleh suami istri. Kemandirian, cara bertahan, pola pikir, cara menghadapi masalah bersama, akan menjadi seni tersendiri dalam rangkaian kisah bahtera rumah tangga. Namun Hal ini dapat dilakukan ketika memang orang tua tidak ada udzur. Ketika orang tua ada sebab yang tidak memungkinkan untuk ditinggal maka kewajiban anaknya lah untuk merawat dan menemani orang tua. Kedua belah pihak suami istripun harus bisa menerima  dan ikut memanen pahala dari kasus ini. Ketika engkau sudah memiliki anaknya yang sangat engkau cintai, maka apa salahnya jika orang tuanya juga ikut kau bahagiakan, orang tuanya adalah orangtua mu juga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hobi

Baca Baca apa aja bisa Webtoon, wattpad, novel, buku sejarah yang temanya aku suka, buku religi, genre nya anti novel novel roman picisan, suka nya novel karya dan bron (kecuali origin aku belum baca) yang lain nya keren, buku nya Hanum Salsabila, bukunya asma Nadia sebagian, bukunya Andrea Hirata, Tere Liye, Gita sav, Retno hening, bukunya Fuadi,buku nya... Banyak yg aku lupa namanya wkwkwk Cita cita dari kecil adalah semoga bisa punya Gramedia hahahaha amiiin Dengerin musik musik yg ceria, keroncong jaz ala tulus, adera Mellow ala Marcel Dengerin Sholawat Jawa indo Dengerin surah" yg dibawain Muhammad taha Dengerin ust.hanan attaki ust.khalid Basalamah Jalan jalan Jalan jalan ngukur jalan, jalan jalan ke gunung,jalan jalan ke mall padahal ngga beli apa apa, jalan jalan ke gramedia, jalan jalan ke waduk, jalan jalan ke alun alun, kurang suka ke pantai (rada deg deg an) Nulis Nulis puisi, blog, paling sering puisi sih Nonton Film, YouTube, acara talk show, sta...

Menjadi Mahasiswa

Mahasiswa abadi? Iya itu sayah hehehe tak ada salahnya kan? Uda 5 tahun nih aku di Universitas Brawijaya. Sekarang Uda masuk semester 3 nih.. Ambil program Pascasarjana di ub kok 😂 Jadi Uda rada lama menyandang status mahasiswa. On fire pas Maba jaman S1 kalau diingat ingat lagi lucu sih jaman nya aktif organisasi, rapat sana sini, imbangin kewajiban dirumah,cari beasiswan sm target pengembangan diluar akademik. Bingung bedain diri ini antara orang sibuk sm orang produktif. Orang sibuk adalah orang yg kebanyakan kegiatan tapi tanpa kontribusi nyata sama kegiatan nya. Orang produktif adalah orang yang maksimal di setiap kegiatan yang dia ikutin. Mindset ku sih begitu. Aku yg mana yah btw.. sering banget dititik capek dan capek syekaliii hahaha tp anehnya diriku dulu tak selempang itu.. Ayo lanjut lagii kuliah Uda mahal bayar nya.. Dengan ikut lomba kepenulisan kesana kemari coba sana sini karena pengen banget bisa pengabdian masyarakat,pengen gitu presentasi didepan semua orang baw...

Cahaya

Terang Gelap Definisi dari sebuah cahaya Redup sunyi senyap Berkawan gelap dengan cahaya Kilauan sinar dan pancaran Adalah cinta dari bentuk cahaya Indahnya malam dengan mu Lelah menjadi sirna Lelah menjadi kuat Dingin menjadi hangat Langkah langkah kecil nan riang Mengantar kan ku kearah mu Duhai cahaya Rembulan pun ikut bias kepadamu Matahari menjadi kawan mu Bintang bintang selalu mengawalmu Semoga kau selalu teduh berkilau Layaknya hari ini dimataku By dewi